MINI RISET
LISTRIK
MAGNET
OLEH:
KELOMPOK 4
CHRISMAN
ANANTA PURBA (4191121017)
DESY
RAHMADANI TELEUMBANUA (4193321012)
HANA
SALSABILA SHIDIQ (4191121009)
INTAN
KEMALA SARI NS (4193321004)
PUTRI
SYAHDANA SARI (4191121006)
RONALDO
SITEPU (4192421010)
DOSEN
PENGAMPU : Prof.
Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D
PENDIDIKAN
FISIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam kehidupan kita
sehari-hari kata listrik bukan merupakan hal yang asing lagi. Banyak peralatan
rumah tangga yang menggunakan listrik, misalnya setrika, radio, televisi,
lemari es, kipas angin, mesin jahit listrik, magic jar, dan mesin cuci. Hal ini
menunjukkan bahwa di dalam kehidupan kita energi listrik sudah menjadi
kebutuhan pokok.
Dalam ilmu fisika, listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu listrik
statis dan listrik dinamis. Listrik statis mempelajari sifat kelistrikan suatu
benda tanpa memperhatikan gerakan atau aliran muatan listrik. Dalam ilmu fisika
disebut elektrostatika. Sebaliknya, jika memperhatikan adanya muatan listrik
yang bergerak atau mengalir, maka disebut listrik dinamis atau elektrodinamika.
Thales dari Milete (540 – 546 SM) adalah ahli pikir Yunani purba, yang menurut
sejarahnya bahwa gejala listrik statis terjadi pada batu ambar yang digosok
dengan bulu. Ternyata batu ambar tersebut dapat menarik benda-benda ringan yang
lain misalnya bulu ayam. Dalam bahasa Yunani batu ambar sering disebut
elektron.
Fenomena listrik dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui pada musim
hujan. Ketika menjelang hujan lebat turun, di langit tampak adanya kilat yang
mengeluarkan cahaya dan dalam selang waktu yang sangat singkat terdengar suara
guntur menggelegar. Petir merupakan loncatan muatan yang dapat menimbulkan
bunga api listrik. Petir mampu membakar pohon besar atau gedung yang tinggi,
karena suhunya dapat mencapai 28.0000 C.
Berbicara mengenai listrik, maka erat hubungannya dengan kata magnet. Di
dalam kehidupan sehari-hari kata magnet sudah sering kita dengar. Namun sering
juga berpikir bahwa jika mendengar kata magnet selalu berkonotasi menarik
benda. Kita bisa mengambil suatu benda hanya dengan sebuah magnet, misalkan
pada peralatan perbengkelan biasanya dilengkapi dengan sifat magnet sehingga
memudahkan untuk mengambil benda yang jatuh di tempat yang sulit dijangkau oleh
tangan secara langsung. Bahkan banyak peralatan yang sering kita gunakan,
antara lain bel listrik, telepon, dynamo, alat-alat ukur listrik, kompas yang
semuanya menggunakan magnet.
Penelitian tentang kemagnetan pertama kali dilakukan oleh Pierre de
Maricourt pada 1269. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa magnet memiliki dua
kutub yang searah dengan kutub utara dan selatan bumi. Pada 1600, William
Gilbert menyimpulkan bumi merupakan magnet raksasa.
Fenomena magnet
yang sangat menarik yaitu fenomena aurora. Aurora
adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari
sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang
dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh
matahari (angin matahari). Aurora menunjukkan warna-warna yang indah. Aurora hanya bisa ditemui
di kutub.
Pengetahuan mengenai listrik dan magnet pada awalnya dibicarakan secara terpisah. Pada tahun 1820
Masehi Christian Oersted mengamati bahwa ada hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan, yakni
gejala kemagnetan dapat dihasilkan dari listrik. Begitu pula sebaliknya, gejala
listrik dapat pula dihasilkan dari magnet. Ilmuan yang mengamati gejala listrik
dihasilkan dari magnet adalah Ilmuan Inggris Michael Faraday pada tahun 1831.
Pengetahuan
mengenai listrik dan magnet membawa dampak yang luar biasa dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerapan listrik dan magnet dalam teknologi,
misalnya pembuatan bel listrik, kunci pintu listrik, indikator untuk bahan
bakar pada mobil, kereta cepat tanpa roda, telepon, motor listrik, dan masih
banyak lagi penerapannya dalam aspek lain.
Berdasarkan
uraian tersebut, tentunya sangat diperlukan pengkajian lebih mendalam tentang
Listrik dan Magnet melalui pendekatan integrasi dengan berbagai aspek ilmu
pengetahuan. Pendekatan ini dilakukan dengan menerapkan pembelajaran webbed, sehingga dapat mewujudkan suatu
tema pembelajaran tentang Listrik dan Magnet dan subtema sesuai aplikasi materi
pembelajaran terhadap aspek ilmu pengetahuan yang terkait, diantaranya aspek
Fisika, Kimia, Biologi, Lingkungan, Teknologi, Astronomi, Geologi, serta
Kesehatan dan Keselamatan.
1.2 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penulisan ini sebagai berikut:
1)
Untuk mengetahui
proses terjadinya gejala kelistrikan dan kemagnetan.
2)
Untuk mengetahui
hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan.
3)
Untuk
menjelaskan kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
BAB II
LANDASAN TEORI
Atom sebagai
unsur penyusun zat
pada dasarnya tersusun dari
partikel-partikel yang sangat
kecil, disebut partikel subatom.
Terdapat tiga jenis partikel subatom yang penting dan perlu kita kenali, yaitu
proton, neutron, dan elektron.
Sub partikel
atom yang memiliki sifat sama, yaitu proton dan elektron, kemudian disebut
sebagai muatan listrik. Muatan
listrik ibarat udara
yang tidak bisa
dilihat, tetapi bisa dirasakan. Akibatnya, penelitian mengenai
muatan listrik hanya bisa dilakukan berdasarkan efek reaksi yang diberikannya.
Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya muatan listrik disebut elektroskop.
Besar muatan
listrik proton dan
elektron adalah sama, tetapi
jenisnya berbeda. Muatan listrik
ini pertama kali ditemukan oleh Benjamin Franklin. Ia kemudian memberikan tanda (+) atau (-)
pada muatan listrik yang tak mengandung arti fisis. Jenis muatan listrik proton
adalah positif (+), neutron adalah netral, dan elektron adalah (-).
Sifat-sifat yang
dimiliki muatan listrik adalah (1) Muatan listrik yang sejenis (negatif dengan
negatif atau positif dengan positif) jika didekatkan akan saling tolak-menolak,
(2) Muatan listrik yang tidak sejenis (negatif dengan positif) jika didekatkan
akan saling tarik-menarik.
Arus listrik adalah tingkat di
mana muatan listrik mengalir melewati sebuah titik di sirkuit. Tegangan listrik
adalah gaya listrik yang akan menggerakkan arus listrik antara dua titik.
Arus listrik ialah merupakan
sebuah aliran yang terjadi akibat jumlah muatan listrik yang mengalir dari satu
titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Arus listrik
dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni :
a. Searah Arus (Direct
Current/DC), yang mana mengalirnya arus ini dari titik berpotensial tinggi
menuju titik berpotensial rendah.
b. Arus Bolak-Balik (Alternating
Current/AC), yaitu dimana pada arus ini listrik mengalir secara berubah-ubah /
tidak tetap dengan mengikuti garis waktu.
Tegangan listrik dapat juga
dianggap sebagai gaya yang mendorong perpindahan elektron melalui konduktor dan
semakin tinggi tegangannya semakin besar pula kemampuannya untuk mendorong
elektron melalui rangkaian yang diberikan. Muatan listrik dapat kita analogikan
sebagai air di dalam sebuah tangki air, sedangkan Tegangan listrik dapat kita
analogikan sebagai tekanan air pada sebuah tangki air, semakin tinggi tangki
air di atas outlet semakin besar tekanan air karena lebih banyak energi yang
dilepaskan. Demikian juga dengan tegangan listrik, semakin tinggi tegangan
listriknya maka semakin besar energi potensial yang dikarenakan semakin banyak
elektron yang dilepaskan.
BAB III
METODE PENELITIAN
- Waktu dan tempat
Kami melaksanak penelitian
pada tanggal 14 November 2019 di kampus universitas negeri medan lokasi di
gedung 12 FMIPA
b.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan
yang kami gunakan pada saat penelitian adalah alat tulis (ATK) dan laptop
c.
Prosedur kerja
1.
Mempersiapkan
materi terlebih dahulu
2.
Menyediakan alat
dan bahan yg digunakan
3.
Menjelaskan
kepada audience materi yang akan kami paparkan
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dari pertanyaan audience
mengenai hokum bio savart
Karna dalam
penurunan hokum bio savart. Menurut Teori Laplace,besar induksi magnet yang
disebabkan oleh elemen arus adalah:
1.
Berbanding lurus dengan arus listrik
2.
Berbanding lurus dengan panjang kawat
3.
Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak titik yang
diamati ke kawat
4.
Arah induksi magnetnya tegak lurus terhadap bidang
yang melalui elemen arus
DAFTAR
PUSTAKA
Trefil, J. & Hazen, R. 2009. The Science An Itegrated Approach. 6th Edition. United States: George Masen University
Sunanda, Wahri dan
Irwan Dinata. “Penerapan Perangkat Wireless Monitoring Energi Listrik Berbasis
Arduino dan Internet”. Jurnal Amplifier. 04 (02): 21-23.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar