Minggu, 20 Oktober 2019

(CJR) CRITICAL JOURNAL RIVIEW PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


CRITICAL JOURNAL RIVIEW
PERKEMBANGAN REMAJA
Dosen Pengampun : Lala Jelita Ananda, S.Pd.,M.Pd.




Oleh:

Desy Rahmadani Telaumbanua 4193321012/ Pendidikan Fisika



PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2019


No.
Bagian
Jurnal 1
Jurnal 2
1
Judul
Identity Styles, Positive Youth Development, and Civic Engagement in Adolescence
Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Perilaku
Kenakalan Remaja
2
Jurnal
Journal of Youth and Adolescence
Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan
3
Dowload
4
Volume dan
halaman
Vol. dan Hal. 1-11
Vol. 1 dan Hal. 1-6
5
Tahun
2014
2012
6
Penulis
Elisabetta Crocetti Rasa Erentaite_
Rita Zˇ ukauskiene
Iga Serpianing Aroma Dewi Retno Suminar
7
Reviewer
Desy Rahmadani
Desy Rahmadani
8
Tanggal
1 Oktober 2019
1 Oktober 2019
9
Abstrak penelitian

Tujuan penelitian
untuk memeriksa apakah remaja dengan identitas berbeda
gaya melaporkan perbedaan dalam perkembangan anak muda yang positif
menguji secara empiris apakah terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan perilaku
kenakalan pada remaja.

Subjek penelitian
diambil dari lima sekolah menengah di kota kabupaten Utena (di Lithuania Timur Laut). Ada 1.787 siswa (Nilai
9-12) dalam penilaian pertama (tingkat partisipasi— 98,9%).
265 remaja dengan rentang usia 14-19 tahun yang bersekolah di SMK X Kediri.

Assement data
dari penelitian ini, melakukan analisis statistik, dan menulis naskah
Alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa skala
psikologi.

Kata kunci
Identity styles, Positive youth development, Five Cs, Civic
engagement, Gender
Kontrol diri, Kecenderungan, Kenakalan remaja
10
Pendahuluan

Latar belakang dan teori
Pada masa remaja, pembentukan identitas menjadi tugas perkembangan inti (Erikson 1968). Bahkan, secara biologis (itu pengalaman pubertas), kognitif (akuisisi penalaran formal- abstrak), dan sosial (awal yang baru interaksi dengan teman sebaya dan
Perilaku kenakalan remaja mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa fakta yang dilansir oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), yakni pelaku kriminal dari kalangan remaja dan
anak-anak mengalami



negosiasi ulang hubungan orangtua- remaja) yang menjadi ciri khas ini periode merangsang kerja identitas. Maka, remaja mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci, seperti ‘‘ Siapa aku? ’,‘ ‘Apa itu tujuan hidup saya? ’’, dan ‘place Apa tempat saya di dunia?’ (Kroger 2004). Remaja dapat menggunakan berbagai strategi untuk mengatasinya pertanyaan identitas atau untuk menghindarinya (Berzonsky 1989). Preferensi untuk berbagai strategi berdampak pada luasnya di mana remaja berhasil menemukan mereka sendiri keunikan dan definisi diri (Berzonsky 2011).
Remaja dengan gaya berorientasi informasi bersifat reflektif dan aktif mencari serta mengevaluasi yang relevan informasi (Berzonsky 1989). Mereka cenderung aktif mengeksplorasi alternatif identitas sebelum membuat sendiri komitmen (mis., mereka sering dalam status identitas moratorium dan prestasi; Krettenauer 2005; Streitmatter 1993), dan mereka mendefinisikan diri mereka dengan atribut pribadi, seperti ‘‘ nilai saya, ’‘ ‘tujuan saya,’ dan
‘‘ Standar saya ’(Berzonsky 1994; Berzonsky et al. 2003). Orang-orang ini ditandai dengan keterbukaan yang tinggi terhadap pengalaman (Dollinger 1995; Duriez et al. 2004), perlu untuk kognisi (Berzonsky dan Sullivan 1992), adopsi coping aktif (Soenens et al. 2005) dan strategi pengambilan keputusan yang penuh upaya dan kewaspadaan (Berzonsky dan Ferrari 1996). Selain itu, mereka menunjukkan hubungan interpersonal yang positif (Crocetti et al. 2011), empati, dan prososial perilaku (Smits et al. 2011; Soenens et al. 2005).
peningkatan.Berdasarkan data yang ada, terhitung sejak Januari hingga Oktober 2009, meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun
(nusantaraku.com, 2009). Perilaku kenakalan remaja tidak hanya mencakup pelanggaran kriminal dan narkoba Perilaku kenakalan remaja lainnya berupa pelanggaran status, pelanggaran terhadap norma memiliki maupun pelanggaran terhadap hukum. Pelanggaran status seperti lari dari rumah, membolos dari sekolah, minum minuman keras dibawah umur, balapan liar dan lain sebagainya.
Pelanggaran status seperti ini biasanya sulit untuk tercatat secara kuantitas karena tidak termasuk dalam pelanggaran hukum.
Sedangkan perilaku yang menyimpang terhadap norma antara lain seks pranikah dikalangan remaja, aborsi oleh remaja wanita, dan lain sebagainya. Jumlah peri laku- perilaku ters ebut
menga la mi peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.
Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan dalam pemenuhan tugas perkembangan. Beberapa anak gagal dalam mengembangkan kontrol diri yang sudah dimiliki orang lain seusianya selama masa perkembangan. Havigurst menyatakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja ialah bertanggung jawab sebagai warga negara, mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab sosial, serta berkembang dalam
pemaknaan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
selama ini faktor penyebab perilaku kenakalan selalu dikaji dari sisi eksternal individu.
Banyak teori yang menganggap bahwa perilaku menyimpang,
terutama kejahatan, adalah hasil




belajar individu dari lingkungan atau akibat tekanan dari suatu keadaan tertentu.
Keterkaitan antara kontrol diri sebagai salah satu faktor penyebab kecenderungan perilaku kenakalan remaja itulah yang menggelitik minat penulis.
Penulis tertarik untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan perilaku
kenakalan pada remaja.
11
Metode Penelitian

Langkah penelitian
Data untuk penelitian ini diambil dari yang pertama tersedia gelombang proyek penelitian longitudinal yang sedang berlangsung, ‘‘ Mekanisme mempromosikan perkembangan anak muda yang positif di Indonesia konteks transformasi sosial-ekonomi (POSIDEV) ', yang dilakukan di Lithuania.
Penelitian ini dilakukan di pada siswa SMK X Kediri dengan rentang usia 12-22 tahun yang berjumlah 265 orang. Alat pengumpulan data variabel kontrol diri terdiri dari 36 butir yang diadaptasi dari Self Control Scale milik Tangney dkk, (2004) dengan reliabilitas sebesar 0,741. Alat ukur kecenderungan perilaku kenakalan remaja terdiri dari 31 butir yang disusun sendiri oleh peneliti dengan reliabilitas sebesar 0,875. Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment dengan bantuan program statistik SPSS versi 16 untuk windows. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 5% atau dengannilai probabilitaserrorsebesar0,05.Varia bel pada penelitian ini ialah kontrol diri dan kecenderungan perilaku kenakalan pada remaja. Kontrol diri merupakan kemampuan
individu untuk menentukan perilakunya berdasarkan standar tertentu seperti moral, nilai, dan aturan di masyarakat agar
mengarah pada perilaku positif

Hasil penelitian
Untuk mencapai tujuan ini, kami melakukan Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) dengan kelompok gaya identitas dan jenis kelamin sebagai variabel independen dan Five Cs sebagai dependen variabel. Temuan menunjukkan bahwa efek gaya identitas
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien korelasi
sebesar -0,318, dengan signifikansi sebesar 0,000. Signifikansi p=0,000 < 0,05, antara kedua variabel tersebut. Tanda negatif (-)menunjukkan
arah hubungan yang berbanding terbalik antara kedua variabel.



signifikan pada semua Lima Cs. Secara khusus, pada tiga dari Five Cs (kompetensi, karakter, dan kepedulian) tiga gaya kelompok mendapat skor yang berbeda satu sama lain: remaja dengan gaya berorientasi informasi yang mencetak nilai tertinggi, yaitu dengan gaya normatif yang dicetak di tengah, dan yang dengan gaya menyebar-menghindar mencetak yang
terendah.
Artinya, semakin tinggi skor kontrol diri, maka semakin rendah kecenderungan perilaku kenakalan remaja.

Diskusi penelitian
Pembentukan identitas adalah tugas pengembangan inti untuk remaja (Erikson 1968). Namun, tidak semua remaja menghadapinya tugas ini dengan cara yang sama (Berzonsky 1989). Sementara remaja dengan gaya berorientasi informasi aktif mencari dan mengevaluasi informasi yang relevan dengan diri sendiri, remaja dengan gaya normatif cenderung untuk secara otomatis mengadopsi resep dan nilai-nilai dari orang lain yang signifikan, dan mereka dengan gaya difuse-avoidant menunda pengelolaan tugas pembentukan identitas selama mungkin (Berzonsky 2011). Kami menemukan dalam sampel besar siswa sekolah menengah bahwa distribusi remaja di tiga kelompok gaya itu sangat dipengaruhi oleh gender.
Padahal, mayoritas wanita (46,5%) lebih menyukai gaya berorientasi informasi, sedangkan mayoritas laki- laki (46,3%) yang difus menghindar. Ini pola gender konsisten dengan literatur (mis.,Klimstra et al. 2010)
Berdasarkan  hasil  penelitian yang  telah dibahas   pada  sub bab diatas, tampak bahwa hipotesis kerja yang berbunyi “Terdapat korelasi negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja” diterima. Oleh karena itu, hasil penelitian ini mendukung penelitian Gottfredson dan Hirschi (1990) yang menyatakan bahwa terdapat korelasi negatif antara kontrol diri dengan perilaku menyimpang pada remaja.
Sedangkan menurut Logue & Forzano (1995) beberapa ciri-ciri remaja yang mampu memiliki kontrol tinggi diri adalahsebagai berikut :
a)      Tekun dan tetap bertahan dengan tugas yang harus dikerjakan, walaupun menghadapi banyak hambatan.
b)      Dapat mengubah perilaku menyesuaikan dengan aturan dan norma yang berlaku dimana ia berada.
c)      Tidak menunjukkan perilaku yang emosional atau meledak- ledak.
d)      Bersifat toleran atau dapat
menyesuaikan diri terhadap situasi yang tidak dikehendaki
12
kesimpulan
Penelitian ini menyoroti bahwa gaya yang dimiliki remaja lebih suka menggunakan untuk menangani masalah identitas mempengaruhi mereka perkembangan pemuda yang positif dan juga partisipasi efektif mereka dalam komunitas sipil, dalam hal keterlibatan dalam kegiatan sukarela dan dalam organisasi pemuda (non-politik). Gaya berorientasi
penulis menarik simpulan bahwa terdapat hubungan negative antara tingkat control diri dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja. Semkain tinggi tingkat control diri pula kecenderungan perilaku kenakalna remaja.
Sebaliknya semain rendah tingkat control diri, maka semakin tinggi
kecenderungan perilaku kenakalan remajanya.



informasi dicirikan oleh profil paling positif, dengan efek menguntungkan tidak hanya untuk individu tetapi juga untuk masyarakat. Berbeda dari gaya berorientasi informasi, gaya difuse- avoidant melaporkan profil terburuk, sehingga merugikan bagi individu dan komunitas. Akhirnya, gaya normatif menunjukkan profil yang lebih berbeda, dengan efek yang secara umum menguntungkan bagi
remaja tetapi tidak untuk komunitasnya. Dengan demikian, remaja yang mengandalkan gaya identitas yang berbeda melaporkan bermakna perbedaan dalam perkembangan pemuda positif dan
dalam mereka /tingkat keterlibatan sipil.

13
Daftar Pustaka
Adams, G. R., Munro, B., Doherty- Poirer, M., Munro, G., Petersen, A.-M. R., & Edwards, J. (2001). Diffuse- avoidance, normative, and informational identity styles: Using identity theory to predict maladjustment. Identity: An International Journal of Theory and Research, 1, 307–320. Adams, G. R., Munro, B., Munro, G., Doherty-Poirer, M., & Edwards, J. (2005). Identity processing styles and Canadian adolescents’ self-reported delinquency. Identity: An International Journal of Theory and Research, 5, 57–65. Adler, R. P., & Goggin, J. (2005). What do we mean by ‘‘civic engagement’’? Journal of Transformative Education, 3, 236–
253. Andolina, M. W., Jenkins, K., Keeter, S., & Zukin, C. (2002). Searching for the meaning of youth civic engagement: Notes from the field. Applied Developmental Science, 6, 189–195. Beaumont, S. L. (2009). Identity processing and personal wisdom: An information-oriented identity style predicts self- actualization and self-transcendence. Identity: An International Journal of Theory and Research, 9, 95–115. Berzonsky, M. D. (1989). Identity style: Conceptualization and
measurement. Journal of Adolescent Research, 4, 268–282. Berzonsky, M.
BadanPusatStatistik (BPS) Jatim Chapple.L.C., (2005). Self- control, PeerRelations, and Delinquency. JusticeQuarterly. 22
(1), 89-96 Denson, T.F., DeWall,
C.N., & Finkel, E.J. (2012). Self- control and Aggresion. Journals of Psychological Science, 21 (1), 20-25 Gottfredson, M. R. & Hirschi, T. (1990). AGeneral TheoryofACrime. Stanford: Stanford UniversityPress Gunarsa, S.D. (2010). Psikologi PerkembanganAnakdanRemaja. Jakarta : PT. Gunung Mulia.
JumlahAnak dan Remaja Pelaku Kriminal Meningkat(2009, 22 November). Diakses pada tanggal 17 April 2011 dari Kartono, K.
(2010). Patologi Sosial 2: KenakalanRemaja.Jakarta: Rajawali Pers Logue, A.W., & Forzano, L.B. (1995). Self Control and Impulsiveness in Children and Adults of Food Preferences. Journal of Theexperimental Analysisof Behavior, 64 (1), 33-46 Monks, F., Knoers, A., & Hadito, S. R. (1999). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: GadjahMadaUniversityPress.
Pallant, J. (2011). SPSS Survival Manual (4thEd). Sydney :



D. (1994). Self-identity: The relationship between process and content. Journal of Research in Personality, 28, 453–460. Berzonsky,
M. D. (2003). Identity style and well- being: Does commitment matter? Identity: An International Journal of Theory and Research, 3, 131–142. Berzonsky, M. D. (2011). A social- cognitive perspective on identity construction. In S. J. Schwartz, K. Luyckx, & V. L. Vignoles (Eds.), Handbook of identity theory and research (pp. 55–76). New York: Springer. Berzonsky, M. D., & Ferrari,
J. R. (1996). Identity style and decisional strategies. Personality and Individual Differences, 20, 597–606. Berzonsky, M. D., & Kuk, L. S. (2005). Identity style, psychosocial maturity, and academic performance. Personal and Individual Differences, 39, 235–247. Berzonsky, M. D., Macek, P., & Nurmi, J.-E. (2003). Interrelations among identity process, content, and structure: A cross-cultural investigation. Journal of Adolescent Research, 18, 112–130. Berzonsky, M. D., Soenens, B., Luyckx, K., Smits, I., Papini, D. R., & Goossens, L. (2013). Development and validation of the revised Identity Style Inventory (ISI- 5): Factor structure, reliability, and validity. Psychological Assessment, 25, 893–904. Berzonsky, M. D., & Sullivan, C. (1992). Social-cognitive aspects of identity style. Need for cognition, experiential openness, and introspection. Journal of Adolescent Research, 7, 140–155. Beunen, G., Thomis, M., Maes, H. H., Loos, R., Malina, R. M., Claessens, A. L., et al. (2000). Genetic variance of adolescent growth in stature. Annals of Human Biology, 27, 173–186. Bosch, L. A., & Card, N. A. (2012). A meta-analytic review of Berzonsky’s Identity Style Inventory (ISI). Journal of Adolescence, 35, 333–343. Bowers, E. P., Li, Y., Kiely, M. K., Brittian, A., Lerner, J. V., & Lerner, R. M. (2010). The Five Cs model of positive youth
development: A longitudinal analysis of confirmatory factor structure and
Midland Typesetter. Pengguna Narkoba Belia Meningkat (2011, 29 Desember). Diakses pada tanggal 20 April 2012 dari http://www.surya.co.id/2011/12/2 9/pengguna-narkoba-belia- meningkat Santrock, J. W. (2003). Adolescence (PerkembanganRemaja).
Terjemahan. Jakarta: Erlangga. Schuster, C.S. and AshburnS.S. (1980). TheProcessof HumanDevelopment: AHolisticApproach. Boston SoerjonoS., (1998). Sosiologi SuatuPengantar. Jakarta: RajaGrafindopersada. Tangney, J.P., Baumiester, R.F., & Boone, A.L.(2004). High Self Control Predicts Good Adjusment, Less Pathology, BetterGrades, and Interpersonal Succes. Journal of Personality.72 (2). 271-322



measurement invariance. Journal of Youth and Adolescence, 39, 720–735. Boyd, V. S., Hunt, P. F., Kandell, J. J., & Lucas, M. S. (2003). Relationship between identity processing style and academic success in undergraduate students. Journal of College Student Development, 44, 155–167. Byrne, B.
M. (2012). Structural equation modeling with Mplus: Basic concepts, applications, and programming (2nd ed.). New York: Routledge, Taylor & Francis Group. Cicognani, E., Klimstra, T., & Goossens, L. (2013). Sense of community, identity statuses, and loneliness in adolescence: A
cross-national study on Italian and Belgian youth. Journal of Community Psychology. doi:10.1002/jcop.21618. Cicognani, E., Pirini, C., Keyes, C., Joshanloo, M., Rostami, R., & Nosratabadi, M. (2008). Social participation, sense of community and social well-being: A study on American, Italian and Iranian university students. Social Indicator Research, 89, 97–112. Crocetti, E., Cherubini, E., & Palmonari, A. (2011). Social support and identity styles in adolescence. Psicologia Clinica Dello Sviluppo, 15, 353–377. Crocetti, E., Jahromi, P., & Meeus, W. (2012).
Identity and civic engagement in adolescence. Journal of Adolescence, 35, 521–532. Crocetti, E., Rubini, M., Berzonsky, M. D., & Meeus, W. (2009). The Identity Style Inventory: Validation in Italian adolescents and college students. Journal of Adolescence, 32, 425–433. Crocetti, E., & Shokri, O. (2010). Iranian validation of the Identity Style Inventory. International Journal of Testing, 10, 185–199. Crocetti, E., Sica, L. S., Schwartz, S. J., Serafini, T., & Meeus, W. (2013). Identity styles, processes, statuses, and functions: Making connections among identity dimensions. European Review of Applied Psychology, 63, 1–13.
Damon, W. (2004). What is positive youth development? Annals of the American Academy of Political and
Social Science, 591, 13–24. Dollinger,




S. M. (1995). Identity styles and the five-factor model of personality. Journal of Research in Personality, 29, 475–479. Dunkel, C. S., Papini, D. R., & Berzonsky, M. D. (2008). Explaining differences in identity styles: Possible roles of personality and family functioning. Identity: An International Journal of Theory and Research, 8, 349–363. Duriez, B., Soenens, B., & Beyers, W. (2004). Personality, identity styles, and religiosity: An integrative study among late adolescents in Flanders (Belgium). Journal of Personality, 72, 877–910. Erentaite, R., & Raiziene, S. (2013). _ Lithuanian validation of the measure of positive youth development (manuscript in preparation). Erikson, E. (1968). Identity, youth and crisis. New York: Norton. Esser, F., & de Vreese, C. H. (2007). Comparing young voters’ political engagement in the United States and Europe. American Behavioral Scientist, 50, 1195–1213. Geldhof, G. J., Bowers, E. P., & Lerner, R. M. (2013). Special section introduction: Thriving in context: Findings from the 4-H study of positive youth development. Journal of Youth and Adolescence, 42, 1–5. Giedd, J. N., Blumenthal, J., Jeffries,
N. O., Castellanos, F. X., Liu, H., Zijdenbos, A., et al. (1999). Brain development during childhood and adolescence: A longitudinal MRI study. Nature Neuroscience, 2, 861– 863. Hardy, S. A., Pratt, M. W., Pancer, S. M., Olsen, J. A., & Lawford, H. L. (2010). Community and religious involvement as contexts of identity change across late adolescence and emerging adulthood. International Journal of Behavioral Development, 35, 125–135. Havighurst, R. J. (1952). Developmental tasks and education. New York: Davis McKay. Jahromi, P., Crocetti, E., & Buchanan, C. (2012). A cross-cultural examination of adolescent civic engagement:
Comparing Italian and American volunteerism and political




involvement. Journal of Prevention & Intervention in the Community, 40, 22–36. Klimstra, T., Hale, W. W. I. I. I., Raaijmakers, Q., Branje, S., & Meeus, W. (2010). Identity formation in adolescence: Change or stability? Journal of Youth and Adolescence, 39, 150–162. Krettenauer, T. (2005). The role of epistemic cognition in adolescent identity formation: Further evidence. Journal of Youth and Adolescence, 34, 185–198. Kroger, J. (2004). Identity in adolescence: The balance between self and other (3rd ed.). London: Routledge. Larson, R.
W. (2000). Toward a psychology of positive youth development. American Psychologist, 55, 170–183. Lerner, R.
M. (2004). Liberty: Thriving and civic engagement among American youth. Thousand Oaks, CA: Sage. Lerner, R. (2010). Scoring protocol: Measure of PYD (4H study of PYD). Unpublished manual. Institute for applied Research in Youth Development, Tufts University, Medford, USA. Lerner, R. M., Lerner, J. V., Almerigi, J. B., Theokas, C., Phelps, E., Gestsdottir, S., et al. (2005). Positive youth development, participation in community youth development programs, and community contributions of fifth-grade adolescents: Findings from the first wave of the 4-H study of positive youth development. Journal of Early Adolescence, 25, 17–71. Lerner, J. V., Phelps, E., Forman, Y., & Bowers, E.
P. (2009). Positive youth development. In R. M. Lerner & L. Steinberg (Eds.), Handbook of adolescent psychology: Individual bases of adolescent development (3rd ed., Vol. 1, pp. 524– 558). Hoboken, NJ: Wiley. Luyckx, K., Lens, W., Smits, I., & Goossens,
L. (2010). Time perspective and identity formation: Short-term longitudinal dynamics in college students. International Journal of Behavioral Development, 34, 238–
247. Matheis, S., & Adams, G. R. (2004). Family climate and identity style during late adolescence. Identity:
An International Journal of Theory




and Research, 4, 77–95. Muthe´n, L.K., & Muthe´n, B. O. (1998–2012).
Mplus User’s Guide (7th Ed.). Los Angeles, CA: Muthe´n & Muthe´n. Nurmi, J. E., Berzonsky, M. D.,
Tammi, K., & Kinney, A. (1997). Identity processing orientation, cognitive and behavioural strategies and well-being. International Journal of Behavioural Development, 21, 555–
570. Pancer, M. S., Pratt, M., Hunsberger, B., & Alisat, S. (2007). Community and political involvement in adolescence: What distinguishes the activists from the uninvolved? Journal of Community Psychology, 35, 741– 759. Passmore, N. L., Fogarty, G. J., Bourke, C. J., & Baker-Evans, S. F. (2005). Parental bonding and identity style as correlates of selfesteem among adult adoptees and nonadoptees. Family Relations, 54, 523–534. Phillips, T. M., & Pittman, J. F. (2007). Adolescent psychological wellbeing by identity style. Journal of Adolescence, 30, 1021–1034. Porter,
R. I. (2010). Invited commentary: The positive youth development perspective is an exciting direction for adolescent and family policies and programs. Journal of Youth and Adolescence, 39, 839–842. Roth, J. L., & Brooks-Gunn, J. (2003). What exactly is a youth development program? Answers from research and practice. Applied Developmental Science, 7, 94–111. Schwartz, S. J. (2005). A new identity for identity research: Recommendations for expanding and refocusing the identity literature. Journal of Adolescent Research, 20, 293–308. Schwartz, S. J., & Pantin, H. (2006). Identity development in adolescence and emerging adulthood: The interface of self, context, and culture. In A. Prescott (Ed.), The concept of self in psychology (pp. 45–85). Hauppage, NY: Nova Science Publishers. Seabi,
J. (2009). Relating identity processing styles to commitment and self-esteem among college students. Journal of Psychology in Africa, 19, 309–314.
Seaton, C. L., & Beaumont, S. L.




(2008). Individual differences in identity styles predict proactive forms of positive adjustment. Identity: An International Journal of Theory and Research, 8, 249–268. Sherrod, L. (2007). Civic engagement as an expression of positive youth development. In R. Silbereisen & R. Lerner (Eds.), Approaches to positive youth development (pp. 59–75).
London: SAGE Publications Ltd. Sherrod, L. R., Flanagan, C., Kassimir, R., & Syvertsen, A. (2005). Youth activism: An international encyclopedia. Westport, CT: Greenwood Publishing Group. Smits, I., Doumen,  S., Luyckx, K., Duriez, B., & Goossens, L. (2011). Identity styles and interpersonal behavior in emerging adulthood: The intervening role of empathy. Social Development, 20, 664–684. Smits, I., Soenens, B., Berzonsky, M., Luyckx, K., Goossens, L., Kunnen, S., et al. (2009). The Identity Style Inventory—version 4: A cross-national study in scale development and validation. In Smits
I. (Ed.), Identity styles in adolescence: Measurement and associations with perceived parenting, personal wellbeing, and interpersonal functioning (pp. 57–105). Unpublished doctoral dissertation, Katholieke Universiteit Leuven, Belgium. Soenens, B., Duriez, B., & Goossens,
L. (2005). Social-psychological profiles of identity styles: Attitudinal and social-cognitive correlates in late adolescence. Journal of Adolescence, 28, 107–125. Streitmatter, J. (1993). Identity status and identity style: A replication study. Journal of Adolescence, 16, 211–215. Vleioras, G., & Bosma, H. A. (2005). Are identity styles important for psychological well-being? Journal of Adolescence, 28, 397–409. Walker, T. (2000). The service/politics split: Rethinking service to teach political engagement. PS: Political Science and Politics, 33, 646–649. Wheeler, H. A., Adams, G. R., & Keating, L. (2001).
Binge eating as a means for evading identity issues: The association




between an avoidance identity style and bulimic behavior. Identity: An International Journal of Theory and Research, 1, 161–178. White, J. M., & Jones, R. M. (1996). Identity styles of male inmates. Criminal Justice and Behavior, 23, 490–504. Youniss, J., & Levine, P. (Eds.). (2009). Engaging young people in civic life. Nashville,
TN: Vanderbilt University Press.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar