CRITICAL JOURNAL RIVIEW
PERKEMBANGAN REMAJA
Dosen Pengampun :
Lala Jelita Ananda, S.Pd.,M.Pd.
Oleh:
Desy Rahmadani Telaumbanua
4193321012/ Pendidikan Fisika
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2019
|
No.
|
Bagian
|
Jurnal
1
|
Jurnal
2
|
|
1
|
Judul
|
Identity
Styles, Positive Youth Development, and Civic Engagement in Adolescence
|
Hubungan
Antara Tingkat Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Perilaku
Kenakalan Remaja
|
|
2
|
Jurnal
|
Journal of Youth and Adolescence
|
Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan
|
|
3
|
Dowload
|
||
|
4
|
Volume dan
halaman
|
Vol. dan Hal. 1-11
|
Vol. 1 dan Hal. 1-6
|
|
5
|
Tahun
|
2014
|
2012
|
|
6
|
Penulis
|
Elisabetta Crocetti Rasa Erentaite_
Rita Zˇ ukauskiene
|
Iga Serpianing Aroma Dewi Retno Suminar
|
|
7
|
Reviewer
|
Desy Rahmadani
|
Desy Rahmadani
|
|
8
|
Tanggal
|
1 Oktober 2019
|
1 Oktober 2019
|
|
9
|
Abstrak penelitian
|
||
|
|
Tujuan
penelitian
|
untuk memeriksa apakah remaja dengan identitas berbeda
gaya melaporkan perbedaan dalam perkembangan anak muda yang positif
|
menguji
secara empiris apakah terdapat
hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan perilaku
kenakalan pada remaja.
|
|
|
Subjek
penelitian
|
diambil dari lima sekolah menengah di
kota kabupaten Utena (di Lithuania Timur Laut). Ada 1.787 siswa (Nilai
9-12) dalam penilaian pertama (tingkat partisipasi— 98,9%).
|
265 remaja dengan rentang usia 14-19
tahun yang bersekolah di SMK X Kediri.
|
|
|
Assement data
|
dari penelitian ini, melakukan analisis statistik, dan menulis naskah
|
Alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa skala
psikologi.
|
|
|
Kata kunci
|
Identity styles, Positive youth development, Five Cs, Civic
engagement, Gender
|
Kontrol diri,
Kecenderungan, Kenakalan remaja
|
|
10
|
Pendahuluan
|
||
|
|
Latar belakang dan teori
|
Pada masa
remaja, pembentukan identitas menjadi tugas perkembangan inti (Erikson 1968).
Bahkan, secara biologis (itu pengalaman pubertas), kognitif (akuisisi
penalaran formal- abstrak), dan sosial (awal yang baru interaksi dengan teman
sebaya dan
|
Perilaku kenakalan
remaja mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa fakta yang
dilansir oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), yakni pelaku
kriminal dari kalangan remaja dan
anak-anak mengalami
|
|
|
|
negosiasi
ulang hubungan orangtua- remaja) yang menjadi ciri khas ini periode
merangsang kerja identitas. Maka, remaja mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan
kunci, seperti ‘‘ Siapa aku? ’,‘
‘Apa itu tujuan hidup saya? ’’, dan ‘place Apa tempat saya di dunia?’ (Kroger
2004). Remaja dapat menggunakan
berbagai strategi untuk mengatasinya pertanyaan identitas atau untuk
menghindarinya (Berzonsky 1989). Preferensi untuk berbagai strategi berdampak
pada luasnya di mana remaja
berhasil menemukan mereka sendiri keunikan dan definisi diri (Berzonsky 2011).
Remaja
dengan gaya berorientasi informasi bersifat reflektif dan aktif mencari serta
mengevaluasi yang relevan informasi (Berzonsky 1989). Mereka cenderung aktif
mengeksplorasi alternatif identitas sebelum membuat sendiri komitmen (mis., mereka sering dalam status identitas
moratorium dan prestasi; Krettenauer 2005; Streitmatter 1993), dan mereka
mendefinisikan diri mereka dengan atribut pribadi, seperti ‘‘ nilai saya, ’‘ ‘tujuan saya,’ dan
‘‘ Standar
saya ’(Berzonsky 1994; Berzonsky et al.
2003). Orang-orang ini ditandai dengan keterbukaan yang tinggi terhadap
pengalaman (Dollinger 1995; Duriez et al. 2004), perlu untuk kognisi
(Berzonsky dan Sullivan 1992), adopsi coping aktif (Soenens et al. 2005) dan strategi pengambilan
keputusan yang penuh upaya dan kewaspadaan (Berzonsky dan Ferrari 1996).
Selain itu, mereka menunjukkan hubungan interpersonal yang positif (Crocetti et al. 2011), empati, dan prososial
perilaku (Smits et al. 2011;
Soenens et al. 2005).
|
peningkatan.Berdasarkan
data yang ada, terhitung sejak Januari hingga Oktober 2009, meningkat 35%
dibandingkan tahun sebelumnya Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun
(nusantaraku.com,
2009). Perilaku kenakalan remaja tidak hanya
mencakup pelanggaran kriminal dan narkoba Perilaku
kenakalan remaja lainnya berupa pelanggaran status,
pelanggaran terhadap norma memiliki
maupun pelanggaran terhadap hukum. Pelanggaran status seperti lari
dari rumah, membolos dari sekolah, minum minuman keras dibawah umur, balapan liar dan lain sebagainya.
Pelanggaran
status seperti ini biasanya sulit untuk tercatat secara kuantitas karena
tidak termasuk dalam pelanggaran hukum.
Sedangkan perilaku yang menyimpang terhadap norma
antara lain seks pranikah dikalangan remaja, aborsi oleh remaja wanita, dan
lain sebagainya. Jumlah peri laku- perilaku ters ebut
menga la mi peningkatan yang signifikan dari tahun ke
tahun.
Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan
dalam pemenuhan tugas perkembangan. Beberapa anak gagal dalam mengembangkan
kontrol diri yang sudah dimiliki orang lain seusianya selama masa
perkembangan. Havigurst menyatakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja
ialah bertanggung jawab sebagai warga negara, mencapai tingkah laku yang
bertanggung jawab sosial, serta berkembang dalam
pemaknaan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
selama ini faktor penyebab perilaku kenakalan selalu dikaji dari sisi eksternal individu.
Banyak teori yang menganggap bahwa perilaku
menyimpang,
terutama
kejahatan, adalah hasil
|
|
|
|
|
belajar individu
dari lingkungan atau akibat tekanan dari suatu keadaan tertentu.
Keterkaitan antara kontrol diri sebagai salah satu faktor penyebab kecenderungan
perilaku kenakalan remaja itulah yang menggelitik minat penulis.
Penulis tertarik untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan negatif antara kontrol
diri dengan kecenderungan perilaku
kenakalan pada
remaja.
|
|
11
|
Metode Penelitian
|
||
|
|
Langkah penelitian
|
Data untuk
penelitian ini diambil dari yang pertama tersedia gelombang proyek penelitian
longitudinal yang sedang berlangsung, ‘‘ Mekanisme mempromosikan perkembangan
anak muda yang positif di Indonesia konteks transformasi sosial-ekonomi
(POSIDEV) ', yang dilakukan di Lithuania.
|
Penelitian ini dilakukan di pada siswa SMK X Kediri dengan rentang usia 12-22 tahun yang berjumlah 265 orang. Alat
pengumpulan data variabel kontrol diri terdiri dari 36 butir yang diadaptasi dari Self Control Scale milik Tangney dkk, (2004) dengan reliabilitas sebesar 0,741. Alat
ukur kecenderungan perilaku kenakalan remaja terdiri dari 31 butir
yang disusun sendiri oleh peneliti dengan
reliabilitas sebesar 0,875. Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment dengan bantuan program
statistik SPSS versi 16 untuk windows. Taraf signifikansi yang
digunakan dalam penelitian ini sebesar 5% atau dengannilai
probabilitaserrorsebesar0,05.Varia bel pada
penelitian ini ialah
kontrol diri dan kecenderungan
perilaku kenakalan pada remaja. Kontrol diri merupakan kemampuan
individu untuk
menentukan perilakunya berdasarkan standar tertentu seperti moral, nilai, dan
aturan di masyarakat agar
mengarah pada perilaku positif
|
|
|
Hasil penelitian
|
Untuk
mencapai tujuan ini, kami melakukan Multivariate Analysis of Variance
(MANOVA) dengan kelompok gaya identitas dan jenis kelamin sebagai variabel
independen dan Five Cs sebagai dependen variabel. Temuan menunjukkan bahwa
efek gaya identitas
|
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien
korelasi
sebesar -0,318, dengan signifikansi sebesar 0,000. Signifikansi p=0,000 <
0,05, antara kedua variabel tersebut. Tanda negatif (-)menunjukkan
arah hubungan yang berbanding terbalik antara kedua variabel.
|
|
|
|
signifikan
pada semua Lima Cs. Secara khusus,
pada tiga dari Five Cs
(kompetensi, karakter, dan kepedulian)
tiga gaya kelompok mendapat skor yang berbeda satu sama lain: remaja dengan gaya
berorientasi informasi yang mencetak nilai tertinggi, yaitu dengan gaya
normatif yang dicetak di tengah, dan yang dengan gaya menyebar-menghindar
mencetak yang
terendah.
|
Artinya, semakin tinggi skor kontrol diri, maka semakin
rendah kecenderungan perilaku kenakalan remaja.
|
|
|
Diskusi
penelitian
|
Pembentukan
identitas adalah tugas pengembangan inti untuk remaja (Erikson 1968). Namun,
tidak semua remaja menghadapinya tugas ini dengan cara yang sama (Berzonsky
1989). Sementara remaja dengan gaya berorientasi informasi aktif mencari dan
mengevaluasi informasi yang relevan dengan diri sendiri, remaja dengan gaya
normatif cenderung untuk secara otomatis mengadopsi resep dan nilai-nilai
dari orang lain yang signifikan, dan mereka dengan gaya difuse-avoidant
menunda pengelolaan tugas pembentukan identitas selama mungkin (Berzonsky
2011). Kami menemukan dalam sampel besar siswa sekolah menengah bahwa
distribusi remaja di tiga kelompok gaya itu sangat dipengaruhi oleh gender.
Padahal,
mayoritas wanita (46,5%) lebih menyukai gaya berorientasi informasi,
sedangkan mayoritas laki- laki (46,3%) yang difus menghindar. Ini pola gender
konsisten dengan literatur (mis.,Klimstra et al. 2010)
|
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dibahas pada
sub bab diatas, tampak bahwa hipotesis kerja yang berbunyi “Terdapat
korelasi negatif antara kontrol diri dengan
kecenderungan perilaku kenakalan remaja” diterima. Oleh karena itu,
hasil penelitian ini mendukung penelitian
Gottfredson dan Hirschi (1990)
yang menyatakan bahwa terdapat
korelasi negatif antara kontrol diri dengan perilaku menyimpang pada
remaja.
Sedangkan menurut
Logue & Forzano (1995) beberapa ciri-ciri remaja yang mampu memiliki
kontrol tinggi diri adalahsebagai berikut :
a) Tekun dan tetap bertahan dengan tugas yang harus dikerjakan,
walaupun menghadapi banyak hambatan.
b) Dapat mengubah perilaku menyesuaikan dengan aturan dan norma yang berlaku dimana ia berada.
c) Tidak menunjukkan perilaku yang emosional
atau meledak- ledak.
d)
Bersifat
toleran atau dapat
menyesuaikan diri terhadap situasi
yang tidak dikehendaki
|
|
12
|
kesimpulan
|
Penelitian
ini menyoroti bahwa gaya yang dimiliki remaja lebih suka menggunakan untuk
menangani masalah identitas mempengaruhi mereka perkembangan pemuda yang
positif dan juga partisipasi efektif mereka dalam komunitas sipil, dalam hal
keterlibatan dalam kegiatan sukarela dan dalam organisasi pemuda
(non-politik). Gaya berorientasi
|
penulis menarik
simpulan bahwa terdapat hubungan negative antara tingkat control diri dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja.
Semkain tinggi tingkat control diri pula kecenderungan perilaku kenakalna
remaja.
Sebaliknya semain rendah tingkat control diri, maka
semakin tinggi
kecenderungan perilaku
kenakalan remajanya.
|
|
|
|
informasi
dicirikan oleh profil paling positif, dengan efek menguntungkan tidak hanya
untuk individu tetapi juga untuk masyarakat. Berbeda dari gaya berorientasi
informasi, gaya difuse- avoidant melaporkan profil terburuk, sehingga
merugikan bagi individu dan komunitas. Akhirnya, gaya normatif menunjukkan
profil yang lebih berbeda, dengan efek yang secara umum menguntungkan bagi
remaja
tetapi tidak untuk komunitasnya. Dengan demikian, remaja yang mengandalkan
gaya identitas yang berbeda melaporkan bermakna perbedaan dalam perkembangan
pemuda positif dan
dalam mereka /tingkat
keterlibatan sipil.
|
|
|
13
|
Daftar Pustaka
|
Adams, G.
R., Munro, B., Doherty- Poirer, M., Munro, G., Petersen, A.-M. R., &
Edwards, J. (2001). Diffuse- avoidance, normative, and informational identity
styles: Using identity theory to predict maladjustment. Identity: An International Journal of Theory and Research, 1, 307–320. Adams, G. R., Munro, B., Munro, G.,
Doherty-Poirer, M., & Edwards, J. (2005). Identity processing styles and
Canadian adolescents’ self-reported delinquency. Identity: An International
Journal of Theory and Research, 5, 57–65. Adler, R. P., & Goggin, J.
(2005). What do we mean by ‘‘civic
engagement’’? Journal of Transformative
Education, 3, 236–
253.
Andolina, M. W., Jenkins, K., Keeter, S., & Zukin, C. (2002). Searching
for the meaning of youth civic engagement: Notes from the field. Applied
Developmental Science, 6, 189–195. Beaumont, S. L. (2009). Identity
processing and personal wisdom: An information-oriented identity style
predicts self- actualization and self-transcendence. Identity: An
International Journal of Theory and Research, 9, 95–115. Berzonsky, M. D.
(1989). Identity style: Conceptualization and
measurement. Journal of Adolescent Research, 4, 268–282. Berzonsky,
M.
|
BadanPusatStatistik
(BPS) Jatim Chapple.L.C., (2005). Self- control, PeerRelations, and
Delinquency. JusticeQuarterly. 22
(1), 89-96 Denson, T.F., DeWall,
C.N., &
Finkel, E.J. (2012). Self- control and Aggresion. Journals of Psychological
Science, 21 (1), 20-25 Gottfredson, M. R. & Hirschi, T. (1990). AGeneral
TheoryofACrime. Stanford: Stanford UniversityPress Gunarsa, S.D. (2010).
Psikologi PerkembanganAnakdanRemaja. Jakarta : PT. Gunung Mulia.
JumlahAnak dan Remaja Pelaku Kriminal
Meningkat(2009, 22 November). Diakses pada tanggal 17 April 2011 dari
Kartono, K.
(2010).
Patologi Sosial 2: KenakalanRemaja.Jakarta: Rajawali Pers Logue, A.W., &
Forzano, L.B. (1995). Self Control and Impulsiveness in Children and Adults
of Food Preferences. Journal of Theexperimental Analysisof Behavior, 64 (1),
33-46 Monks, F., Knoers, A., & Hadito, S. R. (1999). Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: GadjahMadaUniversityPress.
Pallant, J.
(2011). SPSS Survival Manual (4thEd). Sydney :
|
|
|
|
D. (1994).
Self-identity: The relationship between process and content. Journal of
Research in Personality, 28, 453–460. Berzonsky,
M. D.
(2003). Identity style and well- being: Does commitment matter? Identity: An
International Journal of Theory and Research, 3, 131–142. Berzonsky, M. D.
(2011). A social- cognitive perspective on identity construction. In S. J.
Schwartz, K. Luyckx, & V. L. Vignoles (Eds.), Handbook of identity theory
and research (pp. 55–76). New York: Springer. Berzonsky, M. D., &
Ferrari,
J. R.
(1996). Identity style and decisional strategies. Personality and Individual
Differences, 20, 597–606. Berzonsky, M. D., & Kuk, L. S. (2005). Identity
style, psychosocial maturity, and academic performance. Personal and
Individual Differences, 39, 235–247. Berzonsky, M. D., Macek, P., &
Nurmi, J.-E. (2003). Interrelations among identity process, content, and
structure: A cross-cultural investigation. Journal of Adolescent Research,
18, 112–130. Berzonsky, M. D., Soenens, B., Luyckx, K., Smits, I., Papini, D.
R., & Goossens, L. (2013). Development and validation of the revised
Identity Style Inventory (ISI- 5): Factor structure, reliability, and
validity. Psychological Assessment, 25, 893–904. Berzonsky, M. D., &
Sullivan, C. (1992). Social-cognitive aspects of identity style. Need for
cognition, experiential openness, and introspection. Journal of Adolescent
Research, 7, 140–155. Beunen, G., Thomis, M., Maes, H. H., Loos, R., Malina,
R. M., Claessens, A. L., et al. (2000). Genetic variance of adolescent growth
in stature. Annals of Human Biology, 27, 173–186. Bosch, L. A., & Card,
N. A. (2012). A meta-analytic review of Berzonsky’s Identity Style Inventory
(ISI). Journal of Adolescence, 35, 333–343. Bowers, E. P., Li, Y., Kiely, M.
K., Brittian, A., Lerner, J. V., & Lerner, R. M. (2010). The Five Cs
model of positive youth
development: A longitudinal analysis of confirmatory factor structure
and
|
Midland
Typesetter. Pengguna Narkoba Belia Meningkat (2011, 29 Desember). Diakses
pada tanggal 20 April 2012 dari
http://www.surya.co.id/2011/12/2 9/pengguna-narkoba-belia-
meningkat Santrock, J. W. (2003). Adolescence (PerkembanganRemaja).
Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Schuster, C.S. and AshburnS.S. (1980). TheProcessof HumanDevelopment:
AHolisticApproach. Boston SoerjonoS., (1998). Sosiologi SuatuPengantar.
Jakarta: RajaGrafindopersada. Tangney, J.P., Baumiester, R.F., & Boone,
A.L.(2004). High Self Control Predicts Good Adjusment, Less Pathology,
BetterGrades, and Interpersonal Succes. Journal of Personality.72 (2).
271-322
|
|
|
|
measurement invariance. Journal of
Youth and Adolescence, 39, 720–735. Boyd, V. S., Hunt, P. F., Kandell, J. J.,
& Lucas, M. S. (2003). Relationship between identity processing style and
academic success in undergraduate students. Journal of College Student
Development, 44, 155–167. Byrne, B.
M. (2012).
Structural equation modeling with Mplus: Basic concepts, applications, and
programming (2nd ed.). New York: Routledge, Taylor & Francis Group.
Cicognani, E., Klimstra, T., & Goossens, L. (2013). Sense of community,
identity statuses, and loneliness in adolescence: A
cross-national
study on Italian and Belgian youth. Journal of
Community Psychology. doi:10.1002/jcop.21618. Cicognani, E., Pirini,
C., Keyes, C., Joshanloo, M., Rostami, R., & Nosratabadi, M. (2008).
Social participation, sense of community
and social well-being: A study on American, Italian and Iranian university
students. Social Indicator Research, 89, 97–112. Crocetti, E., Cherubini, E.,
& Palmonari, A. (2011). Social
support and identity styles in adolescence. Psicologia Clinica Dello
Sviluppo, 15, 353–377. Crocetti, E., Jahromi, P., & Meeus, W. (2012).
Identity
and civic engagement in adolescence. Journal of Adolescence, 35, 521–532.
Crocetti, E., Rubini, M., Berzonsky, M. D., & Meeus, W. (2009). The
Identity Style Inventory: Validation in Italian adolescents and college
students. Journal of Adolescence,
32, 425–433. Crocetti, E., & Shokri, O. (2010). Iranian validation of the Identity Style Inventory.
International Journal of Testing,
10, 185–199. Crocetti, E., Sica, L. S.,
Schwartz, S. J., Serafini, T., & Meeus, W. (2013). Identity styles,
processes, statuses, and functions: Making connections among identity
dimensions. European Review of Applied Psychology, 63, 1–13.
Damon, W.
(2004). What is positive youth development? Annals of the American Academy of
Political and
Social Science, 591, 13–24. Dollinger,
|
|
|
|
|
S. M.
(1995). Identity styles and the five-factor model of personality. Journal of Research in Personality, 29,
475–479. Dunkel, C. S., Papini, D. R., & Berzonsky, M. D. (2008). Explaining differences in
identity styles: Possible roles of personality and family functioning.
Identity: An International Journal of Theory
and Research, 8, 349–363. Duriez, B., Soenens, B., & Beyers, W. (2004).
Personality, identity styles, and religiosity: An integrative study among
late adolescents in Flanders (Belgium). Journal of Personality, 72, 877–910. Erentaite, R., & Raiziene, S.
(2013). _ Lithuanian validation of the
measure of positive youth
development (manuscript in preparation). Erikson, E. (1968). Identity, youth
and crisis. New York: Norton. Esser, F., & de Vreese, C. H. (2007). Comparing young voters’ political
engagement in the United States and Europe. American Behavioral Scientist,
50, 1195–1213. Geldhof, G. J., Bowers, E. P., & Lerner, R. M. (2013).
Special section introduction: Thriving in context: Findings from the 4-H
study of positive youth development. Journal of Youth and Adolescence, 42,
1–5. Giedd, J. N., Blumenthal, J., Jeffries,
N. O.,
Castellanos, F. X., Liu, H., Zijdenbos, A., et
al. (1999). Brain development during childhood and adolescence: A
longitudinal MRI study. Nature Neuroscience, 2, 861– 863. Hardy, S. A., Pratt, M. W., Pancer, S.
M., Olsen, J. A., & Lawford,
H. L. (2010). Community and
religious involvement as contexts of identity
change across late adolescence and emerging adulthood. International Journal of Behavioral Development, 35, 125–135.
Havighurst, R. J. (1952).
Developmental tasks and education. New York: Davis McKay. Jahromi, P.,
Crocetti, E., & Buchanan, C. (2012). A cross-cultural examination of adolescent civic engagement:
Comparing Italian and American
volunteerism and political
|
|
|
|
|
involvement.
Journal of Prevention & Intervention in the Community, 40, 22–36.
Klimstra, T., Hale, W. W. I. I. I., Raaijmakers, Q., Branje, S., & Meeus,
W. (2010). Identity formation in adolescence: Change or stability? Journal of
Youth and Adolescence, 39, 150–162. Krettenauer, T. (2005). The role of
epistemic cognition in adolescent identity formation: Further evidence.
Journal of Youth and Adolescence, 34, 185–198. Kroger, J. (2004). Identity in
adolescence: The balance between self and other (3rd ed.). London: Routledge.
Larson, R.
W. (2000).
Toward a psychology of positive
youth development. American
Psychologist, 55, 170–183. Lerner, R.
M. (2004).
Liberty: Thriving and civic engagement among American youth. Thousand Oaks,
CA: Sage. Lerner, R. (2010). Scoring protocol: Measure of PYD (4H study of PYD). Unpublished manual. Institute for applied Research in
Youth Development, Tufts University, Medford, USA. Lerner, R. M., Lerner, J.
V., Almerigi, J. B., Theokas, C., Phelps, E., Gestsdottir, S., et al. (2005). Positive youth
development, participation in community youth development programs, and
community contributions of fifth-grade
adolescents: Findings from the first wave of
the 4-H study of positive
youth development. Journal of Early
Adolescence, 25, 17–71. Lerner, J. V., Phelps, E., Forman, Y., & Bowers,
E.
P. (2009).
Positive youth development. In R. M. Lerner & L. Steinberg (Eds.),
Handbook of adolescent psychology: Individual bases of adolescent development
(3rd ed., Vol. 1, pp. 524– 558).
Hoboken, NJ: Wiley. Luyckx, K., Lens, W., Smits,
I., & Goossens,
L. (2010).
Time perspective and identity formation: Short-term longitudinal dynamics in
college students. International Journal of Behavioral Development, 34, 238–
247.
Matheis, S., & Adams, G. R. (2004). Family climate and identity style
during late adolescence. Identity:
An International Journal of Theory
|
|
|
|
|
and Research, 4, 77–95. Muthe´n, L.K., &
Muthe´n, B. O. (1998–2012).
Mplus User’s Guide (7th Ed.). Los Angeles, CA: Muthe´n & Muthe´n. Nurmi, J. E., Berzonsky, M. D.,
Tammi, K.,
& Kinney, A. (1997). Identity
processing orientation, cognitive and behavioural strategies and well-being.
International Journal of Behavioural
Development, 21, 555–
570.
Pancer, M. S., Pratt, M.,
Hunsberger, B., & Alisat, S. (2007). Community and political involvement
in adolescence: What distinguishes the activists from the uninvolved? Journal
of Community Psychology, 35, 741–
759. Passmore, N. L., Fogarty, G. J., Bourke, C. J., & Baker-Evans, S. F.
(2005). Parental bonding and identity style as correlates of selfesteem among adult adoptees and
nonadoptees. Family Relations, 54, 523–534. Phillips, T. M., & Pittman,
J. F. (2007). Adolescent psychological wellbeing by identity style. Journal of Adolescence, 30, 1021–1034. Porter,
R. I.
(2010). Invited commentary: The positive youth development perspective is an
exciting direction for adolescent
and family policies and programs. Journal of Youth and Adolescence, 39,
839–842. Roth, J. L., &
Brooks-Gunn, J. (2003). What exactly is a youth development program? Answers
from research and practice. Applied Developmental Science, 7, 94–111.
Schwartz, S. J. (2005). A new identity for identity research: Recommendations
for expanding and refocusing the identity literature. Journal of Adolescent Research, 20, 293–308.
Schwartz, S. J., & Pantin, H.
(2006). Identity development in adolescence and emerging adulthood: The
interface of self, context, and culture. In A.
Prescott (Ed.), The concept of self in psychology (pp. 45–85).
Hauppage, NY: Nova Science Publishers. Seabi,
J.
(2009). Relating identity processing styles to commitment and self-esteem
among college students. Journal of Psychology in Africa, 19, 309–314.
Seaton, C. L., & Beaumont, S.
L.
|
|
|
|
|
(2008).
Individual differences in identity styles predict proactive forms of positive
adjustment. Identity: An International Journal of Theory and Research, 8,
249–268. Sherrod, L. (2007). Civic engagement as an expression of positive
youth development. In R. Silbereisen & R. Lerner (Eds.), Approaches to
positive youth development (pp. 59–75).
London:
SAGE Publications Ltd. Sherrod, L. R., Flanagan, C., Kassimir, R., & Syvertsen, A. (2005). Youth activism:
An international encyclopedia.
Westport, CT: Greenwood Publishing Group. Smits, I., Doumen, S., Luyckx, K.,
Duriez, B., & Goossens, L.
(2011). Identity styles and interpersonal behavior in emerging adulthood: The
intervening role of empathy.
Social Development, 20, 664–684. Smits, I.,
Soenens, B., Berzonsky, M., Luyckx, K., Goossens, L., Kunnen, S., et al. (2009). The Identity Style
Inventory—version 4: A cross-national study in scale development and
validation. In Smits
I. (Ed.),
Identity styles in adolescence: Measurement and associations with perceived
parenting, personal wellbeing, and interpersonal functioning (pp. 57–105). Unpublished doctoral dissertation,
Katholieke Universiteit Leuven, Belgium. Soenens, B., Duriez, B., & Goossens,
L. (2005).
Social-psychological profiles of identity styles: Attitudinal and
social-cognitive correlates in late adolescence. Journal of Adolescence, 28,
107–125. Streitmatter, J. (1993). Identity status and identity style: A
replication study. Journal of Adolescence, 16, 211–215. Vleioras, G., &
Bosma, H. A. (2005). Are identity styles important for psychological
well-being? Journal of Adolescence, 28, 397–409. Walker, T. (2000). The
service/politics split: Rethinking service to teach political engagement. PS:
Political Science and Politics, 33, 646–649. Wheeler, H. A., Adams, G. R.,
& Keating, L. (2001).
Binge eating as a means for evading identity issues: The association
|
|
|
|
|
between an
avoidance identity style and bulimic behavior. Identity: An International
Journal of Theory and Research, 1, 161–178. White, J. M., & Jones, R. M.
(1996). Identity styles of male inmates. Criminal Justice and Behavior, 23,
490–504. Youniss, J., & Levine, P. (Eds.). (2009). Engaging young people
in civic life. Nashville,
TN: Vanderbilt University Press.
|
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar